Cari Artikel Di Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Simpan » Diposting oleh Iem-colicul » Senin, 30 Januari 2012 »
Senin, 30 Januari 2012 comment

Ia Datang Bukan untuk Bertanya

KETIKA RASULULLAH SAW menceritakan
kisah perjalanannya yang ajaib dalam peristiwa
Isra Miraj kepada kaumnya, yang terdiri dari
orang-orang Quraisy, penduduk Mekkah terpecah
menjadi tiga golongan.


Sebagian besar adalah orang-orang kafir yang
makin tidak percaya kepada Muhammad saw.
Bahkan menganggapnya gila. Golongan kedua
adalah orang-orang yang tadinya beriman, tetapi
kemudian murtad begitu mendengar Nabi bercerita
yang bukan-bukan dan tidak masuk akal sama sekali. Hanya sebagian besar saja makin kuat
imannya. Antara lain sahabat Abu Bakar Ash-
Shiddiq. Bahkan, jika ada yang bertanya
kepadanya apakah Abu Bakar mempercayai
keterangan Muhammad yang mustahil itu, sahabat
tersebut itu menjawab, “Lebih dari itu pun, kalau yang bercerita Muhammad, aku pasti percaya!”
Tegas. Tak ada keraguan.


Akibat keadaan yang menyedihkan itu, Nabi
dengan sedih tertunduk di depan Kabah sambil
terus memikirkan kaumnya yang keras kepala. Ia
sangat kasihan kepada mereka. Bagaimana nasib-
nasib orang-orang kafir itu di akhirat kelak kalau
terus-terusan membangkang kepada kebenaran Allah swt?


Tiba-tiba datanglah salah seorang pemuka Quraisy,
anak muda yang berbadan tinggi besar serta tegap.
Seraya menghardik dengan suara keras, ia bertanya
kepada Nabi, “Aku dengar kau baru terbang ke
langit, hai Muhammad?”


Nabi mendongak. Ia tersenyum ramah. “Tidak.
Aku baru saja diperjalankan oleh Allah untuk
menghadap ke hadirat-Nya.”


“Pokoknya kau mengaku terbang ke langit bukan?”
desak orang musyrik itu. “Coba sekarang aku ingin
melihat buktinya....”


Nabi mengernyitkan dahinya. “Apa maksudmu?”
tanyanya.

Orang itu bersikap makin menjengkelkan. Ia
berkata dengan nada yang penuh hardikan,
“Berdirilah kau, Muhammad!”

Nabi menurut. Ia pun berdiri sebab Nabi adalah
pemimpin yang sangat sabar dan tasamuh, penuh
toleransi kepada siapa saja.

“Angkat sebelah kakimu, yang kanan!” perintah
pemuda jagoan itu dengan kasar dan sangat kurang
ajarnya.

Nabi tetap menurut. Diangkatnya kakinya yang
kanan.

“Sekarang angkat pula kakinya yang kiri. Yang
kanan, jangan diturunkan...” lanjut si kafir itu.

Nabi menarik nafas panjang di dadanya. Ia
berkata dengan rendah hati, “Bila kuangkat pula
kaki yang kiri, sedangkan yang kanan masih di
atas, aku bakal jatuh terguling...”

“Ha ha ha ha,” si pemuda tiba-tiba tertawa
terbahak-bahak dengan suara yang keras dan
penuh dengan nada puas serta kemenangan.

“Apa yang lucu? Kenapa kau tertawa?” tanya Nabi
keheranan.

“Ha ha ha Muhammad. Inilah buktinya bahwa
engkau pembohong. Tukang bual yang besar mulut.
Mengangkat dua kaki dari atas tanah satu jengkal
saja tidak mampu. Apalagi terbang ke langit... ha
ha ha ha ha.....”


Nabi masih saja tetap tenang. Ia memandangi saja
pada pemuda itu kemudian ia berkata, “Barangkali
kalau kau ingin bukti lebih lanjut, datangilah
sahabatku Ali bin Abi Thalib. Dia masih muda dan
sebaya denganmu. Mungkin dia bisa menerangkan
yang cocok dengan keinginanmu tentang perjalanan Isra Miraj-ku...”


Si pemuda mengangguk-angguk kepalanya.
“Hmmm, baik. Aku akan datangi dia!” ujarnya.

Maka dicarilah sahabat Ali oleh orang musyrik
yang sombong dan kasar itu. Waktu itu, Ali sedang
berkumpul bersama beberapa sahabat lainnya.
Orang kafir itu memanggil Ali, dan Ali
mendekatinya.


“Ada perlu apa kaupanggil aku, ha?” tanya Ali.

“Begini,” jawab si pemuda kafir itu dengan
sombong, “Aku baru saja mendatangi saudaramu
yang gila, si Muhammad itu. Aku tanya, apakah
betul dia baru terbang ke langit. Dia menjawab
betul. Kusuruh buktikan dia dengan cara
mengangkat kedua kakinya bersama-sama, satu jengkal saja dari atas tanah, tetapi dia menjawab
tidak bisa. Nah, aku ejek dia, aku tertawakan dia
seketika saking lucunya, karena ia nyata-nyata
berbohong kan? Nah, ia menyuruhku untuk datang
kepadamu. Katanya, kau Ali, dapat menjelaskan
peristiwa Isra Miraj kepadaku lebih terang dan jelas lagi. Karena engkau seusia denganku.
Apakah itu benar?”


Ali mendelik. Sekian detik ketika ia mendengar
perkataan orang di hadapannya, ia mendengus.
Tanpa mengeluarkan sepatah katapun ia dengan
sebat hampir tidak kelihatan oleh mata, ia
mencabut pedangnya. Orang kafir itu kebingungan.
“Kenapa kau cabut pedangmu?”


Sambil berkata seperti itu, ia pun dengan begitu
saja hendak mengeluarkan goloknya. Namun,
gerakannya tidak cukup cepat dibandingkan
dengan sebatan pedang Ali. WUSSHHHHHH!!!!
Sekali gerak, Ali mengarahkan pedangnya ke leher
orang kafir itu. Darah memuncrat. Sejenak kemudian si Pemuda itu terkapar. Ali mengelap-
elap pedangnya yang bersimbah darah.


Para sahabat yang menyaksikan peristiwa itu
cepat-cepat mendatangi Ali bin Abi Thalib dengan
cemas dan keheranan. Mereka menegur dengan
keras, “Hai, anak Abi Thalib, alangkah gegabahnya
kau. Kejam dan tak berprikemanusiaan. Bukankah
Rasulullah menyuruhmu menerangkan kepadanya tentang peristiwa Isra Miraj, bukan untuk
membunuhnya?”


Ali melirik ke arah mereka. Dengan tenang, ia
mengacungkan pedangnya tegas ke arah mayat
yang masih membujur bersimbah darah itu, “Dia
ini, Rasulullah sendiri yang bercerita, orang kafir
ini tidak percaya. Malah menghina dan
mengejeknya. Padahal Rasulullah yang mengalami peristiwa itu sendiri, berarti keterangan beliau lebih
jelas dan gamblang daripadaku. Tutur kata beliau
juga halus dan sopan dibandingkan dengan diriku.
Ceritanya lebih terperinci karena beliaulah yang
mengetahui rahasia Isra Miraj dengan pasti.
Apalagi kalau sekadar Ali bin Abi Thalib yang bercerita, tak bakal dia percaya. Kedatangannya
bukan hanya ingin bertanya mencari tahu. Ia hanya
ingin mengejek dan menghina keimanan kita. Maka
satu-satunya jalan agar dia percaya, mati dulu baru
dia tahu terhadap perkara-perkara yang ghaib
selama ini!!!!”


Para sahabat akhirnya mengangguk-angguk
menyetujui pendirian Ali Bin Thalib karena agama
memang merupakan pegangan hidup yang tidak
layak dijadikan sebagai bahan pergunjingan atau
ejekan.


=========================================
(Peri Hidup Nabi dan Para Sahabat; Saad
Saefullah)


Jangan lupa di share dan like Ia Datang Bukan untuk Bertanya bro / sist

Save url to wapmaster
Similiar Post :

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

 
powered by blogger.com and maxwidth build 0.01 mobile template