Total Tayangan Halaman
Rabu, 04 Januari 2012
comment
Emak, aku Tetap saja Merindumu.
Ibu… Alihkan pandangan matamu…
jangan sampai hatimu lara dari pandangan yang tak indah ini, dari episode peran terbaru ku kini,
maaf ibu…bukan aku tak butuh belaian dan sebuah perhatian yang selalu melenakanku kala aku masih dalam episode indah dulu…,
tapi… cukuplah kau melihat wajahku tersenyum padamu yang tersirat kebahagiaan, agar ketenangan batinmu nyaman.
Padahal… aku rindu sekali akan belaian itu, dikala kau memelukku saat aku terjatuh karena asiknya bermain sambil berlari- lari layaknya anak-anak kecil.
Terasa nyaman dan aku bangga merasa memiliki kasih sayang yang luas
darimu itu Ibu…
Tapi…cukuplah aku membebanimu dari kau mengandungku, melahirkanku, merawatku dan mendidikku. Kini saatnya beban itu ku tanggung sendiri tanpa kau terbebani lagi. Aku hanya ingin melihatmu bahagia ibu…
Ibu…
Aku ingin sekali cerita suka maupun duka padamu, seperti dulu ketika aku remaja, cerita tentang segala kisahnya, kau tersenyum ketika aku cerita disaat pertama aku jatuh cinta, dan memelukku ketika aku cerita tentang berlikunya cinta . Aku bahagia saat itu…seolah hidup itu tanpa beban…karena dirimu hadir mendampingi hidupku.
Kini…bukan saatnya lagi untuk itu, tapi saatnya untuk membahagiakanmu, setelah aku membebanimu dulu. Walau kerinduanku kini tentang masa itu sangat membuncah, hanya ingin menangis dipelukmu dan belaianmu yang tulus.
Tidak…aku tak ingin air matamu menitik karena merasakan betapa berlikunya episode hidupku kini. Biarkan likunya hidupku kini…aku hadang sendiri dengan keteguhan yang telah kau ajarkan padaku dulu.
Ibu…
Walau kumenemuimu, aku akan datang dengan senyum yang tersirat bahagia, dan akan kupeluk dengan hangat tanpa air mata, sementara akan aku bendung air mata itu, hanya untukmu Ibu….
Biarkan tumpah kini air mataku, disaat tulisan ini tertoreh.
Doaku untukmu…selalu menyertaimu, aku merindu….
PESAN UNTUK ANDA
Jazakumullahu Khairan atas kunjungan anda keblog ini... Blog ini ibarat setetes air di lautan duniamaya, tak ada artinya di banding yg telah adasekarang. Akan tetapi sejuta harapan mendorongkami untuk terus menulis dan menulis... semogaAllah memberkati usaha yg tak seberapa untuk membenahi umat ini.
Namun, apakah arti sebuahtulisan jika tidak dibaca? Lalu apakah arti sebuahbacaan jika tidak berkesan? Dan apakah arti sebuahkesan jika hanya dipendam? Oleh karenanya,sudilah ikhwan dan akhwat sekalian menuliskanwalau sepatah dua patah kata, semoga dengan komentar anda kami jadi semakin bersemangatdalam menulis, dan mengoreksi hal-hal yg perludikoreksi. Wassalaam..
jangan sampai hatimu lara dari pandangan yang tak indah ini, dari episode peran terbaru ku kini,
maaf ibu…bukan aku tak butuh belaian dan sebuah perhatian yang selalu melenakanku kala aku masih dalam episode indah dulu…,
tapi… cukuplah kau melihat wajahku tersenyum padamu yang tersirat kebahagiaan, agar ketenangan batinmu nyaman.
Padahal… aku rindu sekali akan belaian itu, dikala kau memelukku saat aku terjatuh karena asiknya bermain sambil berlari- lari layaknya anak-anak kecil.
Terasa nyaman dan aku bangga merasa memiliki kasih sayang yang luas
darimu itu Ibu…
Tapi…cukuplah aku membebanimu dari kau mengandungku, melahirkanku, merawatku dan mendidikku. Kini saatnya beban itu ku tanggung sendiri tanpa kau terbebani lagi. Aku hanya ingin melihatmu bahagia ibu…
Ibu…
Aku ingin sekali cerita suka maupun duka padamu, seperti dulu ketika aku remaja, cerita tentang segala kisahnya, kau tersenyum ketika aku cerita disaat pertama aku jatuh cinta, dan memelukku ketika aku cerita tentang berlikunya cinta . Aku bahagia saat itu…seolah hidup itu tanpa beban…karena dirimu hadir mendampingi hidupku.
Kini…bukan saatnya lagi untuk itu, tapi saatnya untuk membahagiakanmu, setelah aku membebanimu dulu. Walau kerinduanku kini tentang masa itu sangat membuncah, hanya ingin menangis dipelukmu dan belaianmu yang tulus.
Tidak…aku tak ingin air matamu menitik karena merasakan betapa berlikunya episode hidupku kini. Biarkan likunya hidupku kini…aku hadang sendiri dengan keteguhan yang telah kau ajarkan padaku dulu.
Ibu…
Walau kumenemuimu, aku akan datang dengan senyum yang tersirat bahagia, dan akan kupeluk dengan hangat tanpa air mata, sementara akan aku bendung air mata itu, hanya untukmu Ibu….
Biarkan tumpah kini air mataku, disaat tulisan ini tertoreh.
Doaku untukmu…selalu menyertaimu, aku merindu….
PESAN UNTUK ANDA
Jazakumullahu Khairan atas kunjungan anda keblog ini... Blog ini ibarat setetes air di lautan duniamaya, tak ada artinya di banding yg telah adasekarang. Akan tetapi sejuta harapan mendorongkami untuk terus menulis dan menulis... semogaAllah memberkati usaha yg tak seberapa untuk membenahi umat ini.
Namun, apakah arti sebuahtulisan jika tidak dibaca? Lalu apakah arti sebuahbacaan jika tidak berkesan? Dan apakah arti sebuahkesan jika hanya dipendam? Oleh karenanya,sudilah ikhwan dan akhwat sekalian menuliskanwalau sepatah dua patah kata, semoga dengan komentar anda kami jadi semakin bersemangatdalam menulis, dan mengoreksi hal-hal yg perludikoreksi. Wassalaam..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Archives
-
▼
2012
(20)
-
▼
Januari
(15)
- Ia Datang Bukan untuk Bertanya
- Jangan halangi aku untuk ber'amal..!
- Negara Dengan KualitasPendidikan Terbaik di Dunia
- Memangnya siapa kita ?
- Pedang Waktu
- Buah dari sifat kehati-hatian
- Memaafkan Seperti Rasulullah Sallallahu AlaihiWass...
- Aku Seorang Muslim, TULEN!
- Makna Selembar Kain Yang Menutup Wajah
- Menjaga Kesehatan Otak Kita
- Do'a agar baik dalam amalan akhir
- PRIBADI TO DO, TO HAVE, ATAU TO BE
- I B U
- Emak, aku Tetap saja Merindumu.
- Apakah Dia Bisa Menjadi Istriku Kembali di Surga?
-
▼
Januari
(15)
Publish