Cari Artikel Di Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Simpan » Diposting oleh Iem-colicul » Selasa, 26 April 2011 »
Selasa, 26 April 2011 comment

Wahai Engkau Yang Telah Mampu Melumpuhkan Hatiku

Sebenarnya surat ini ingin kukirimkan kepadamu wahai
engkau yang mampu melumpuhkan hatiku. Surat ini
ingin kuselipkan dalam satu kehidupanmu, namun aku
hanya lelaki yang tak memiliki keberanian dalam
mengungkapkan semua percikan-percikan rasa yang
terjadi dalam hatiku. Aku hanya dia yang engkau anggap tidak lebih, aku hanya merasa seperti itu. Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku
Tak terasa dua tahun aku memendam rasa itu, rasa
yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus
mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang
engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku
selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu
usaha untuk mencapainya. Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan
hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata
“cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa
beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku
mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui
bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai
walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika
boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong
lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan
dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti. Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara
bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam
kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu
amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku
mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang
berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti
bahwa aku harus mengalah. Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku
boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin
meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku
mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak
ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus
mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan
melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih
baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini. Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak
teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian
mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku
tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka
adalah suatu kesalahan,mereka memintaku untuk
membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain
ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan
rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini
dan membukanya saat waktu yang indah yang telah
ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi). Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku,
mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap
untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi
lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali.
Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku,
kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya
memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung
beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan
kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak
ingin BERPACARAN denganmu. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku,
mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan
kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah
bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya
akan kuberikan kepada BIDADARI-ku. Wahai engkau
yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanmu. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku,
tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling
kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak
menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku
telah meminangmu bukan sebagai istriku namun
sebagai kekasihku. Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak
berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah
penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang
berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita
atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya
demi hal yang tampak sepele yang demikian itu. Aku yang tidak mengerti diriku … Ingin ku meminta kepadamu, sudikah engkau
menungguku hingga aku siap dengan tegak
meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?!
Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang
aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-
saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu. .. aku takut tak
akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri
mereka-mereka yang lain. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan
aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara
tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana
mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga
demikian, mungkin kita akan saling tersenyum
bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan
menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan
tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka
setelah menahan perih rindu yang begitu
mengguncang. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku,
mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan
semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita.
Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini
mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap
menetapkan malu ini pada tempatnya. Wahai engkau yang sekarang kucintai, semoga hal
yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA. Post Situs by:Muslimah Sholehah..
Selengkapnya kunjungi Blog http:// andikaalbanjariiiyahoocom.blogspot.com/2011/04/
wahai-engkau-yang-telah-melumpuhkan.html Oleh:Andhika Al-Banjari Mtp Semoga bermanfa'at.insya Allah
Bilamana catatan ini dirasa bermanfaat bagi Para
Sahabat ?
Maka Sebarkanlah dgn cara klik tombol "share/
bagikan" dibawah catatan ini,
semoga membawa PERUBAHAN ke yang lebih baik bagi Bangsa ini & menjadi amal jariyah bagi kita
semua,aamiin... :-) "Barang siapa MENUNJUKKAN pada KEBAIKAN ,maka
baginya PAHALA seperti orang yang
MELAKUKANnya ." (HR.Muslim)


Jangan lupa di share dan like Wahai Engkau Yang Telah Mampu Melumpuhkan Hatiku bro / sist

Save url to wapmaster
Similiar Post :

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Archives

 
powered by blogger.com and maxwidth build 0.01 mobile template