Cari Artikel Di Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Simpan » Diposting oleh Iem-colicul » Minggu, 17 April 2011 »
Minggu, 17 April 2011 comment

Bahasa sunyi terangkum mewarnai cinta semu

Aku bukanlah bintang yang menerangi gelap malam.
Dan bukanlah daun
kering yang berserak ditiup angin. Aku adalah seorang
pengembara yang
sedang menyusuri dan mencari pelangi di balik kabut
hitam. Yang ingin kujumpai di hujung harapanku adalah lantera jiwa. Obor
kehidupan yang
menerangi setiap langkahku. Aku adalah tarikan nafas lautan. Aku adalah airmata
langit. Aku
adalah
senyuman bumi. Begitu juga cinta, adalah tarikan nafas
dari lautan
perasaan, airmata langit dan senyuman dari bumi sang jiwa. Setiap kali aku letih melangkah, aku berhenti sejenak
untuk sekadar
mencium harummu. Kusandarkan tubuh ini dan
kuselimuti diriku dengan
senandung merdu. Senandung yang juga dinyanyikan
oleh sungai dan hutan. Saat jiwaku lapar, kusinggahi rumah di setiap
jalan yang ku
lalui. Kuketuk rumah-rumah mereka dengan loceng-
loceng kehidupan. Aku
hendak menyemaikan benih bunga jiwa yang akan
membawa impianku sampai ke langit dan kuyakini langit akan memberikan apa
yang dinamakan
cinta. Tetapi yang kudapati rumah-rumah itu telah terisi
sepasang
jiwa
yang sejatinya-ingin kucari. Aku tak ingin memadamkan lentera hati
yang ada dalam sangkar sepasang merpati putih
kerana kutahu
kecantikan
akan bersinar lebih terang dalam hati orang yang
merindukannya berbanding mata yang melihatnya. Kucuba rentangkan kembali sayap patahku, kembali
kuterbang lalu
menghilang di balik awan. Kutinggalkan tanda mata
berupa titis darah
dari setiap daun pintu yang kubuka. Sebagai tanda
bahawa aku -si jiwa kesepian- pernah hadir di sini. Jiwa yang
menghembuskan nafas
kerinduan. Jiwa yang menyenandungkan kebahagiaan
dan nestapa cinta.
Si
pembawa karung kasih bernama harapan. Dan kuketahui cinta telah
memperlakukan aku seperti matahari yang menghidupi
dan mematikan
padang-padang dengan panas teriknya. Jiwa
menasihatiku dan
mengungkapkan kepadaku bahawa cinta tidak hanya menghargai orang yang
mencintai tetapi juga orang yang dicintai. Sejak saat itu,
bagiku
cinta ibarat jaring labah-labah di antara dua bunga yang
dekat satu
sama lain. Cinta menjadi lingkaran cahaya yang tanpa awal dan tanpa
akhir. Wahai sukma agung yang terdiam bisu, dalam
keheningan malam aku
mendengar suaranya yang amat merdu. Ketika aku
mahu menutup mata ini,
masih kurasakan sentuhan jemarinya yang lembut di
bibirku. Masih teringat ketika kami berada di taman, kami duduk di
atas sebuah batu
sambil menatap cakerawala yang jauh. Dia
menunjukkan padaku sudut
langit yang berwarna keemasan dan menyedarkanku
akan merdunya senandung burung-burung sebelum mereka tidur di
malam hari. Dialah
kekasih khayalku yang selalu menemaniku ke manaku
pergi. Prasasti jiwaku bersaksi dan berkata : "Kegelapan bisa
menyembunyikan
pepohonan dan bunga-bungaan dari pandangan mata.
Tetapi kegelapan
tidak dapat menyembunyikan dirinya dari jiwaku.
Wahai alam raya, dunia
para penyair yang bermahkota duri! Aku terlahir dari
dunia yang
hilang
dan dalam ketersendirian kuciptakan kekasih khayalan
untuk pasangan jiwaku. Aku tertawa untuk diriku atas kemalangan
jiwaku. Apakah aku
telah kehilangan bentuk-bentuk kehidupan sehingga
aku merasa lebih
baik melihat dan mendengar dalam alam impian? Di
keheningan malam yang
dingin, kulepaskan jiwaku agar bisa menari-nari di
awan dan kubiarkan
pula jiwaku bermandikan seribu bintang. Aku bermimipi! Lalu kutemukan diriku di dalam sebuah perahu kecil ,
terapung-apung
di
samudera luas tanpa batas. Tiba-tiba aku memandang
ke atas dan
melihat kekasih hidupku berada sangat dekat di atasku. Aku
bersorak
kegirangan, membentangkan tanganku dan berteriak:
"Mengapa engkau
meninggalkan aku kekasih? Ke mana saja engkau
selama ini? Dekatlah kepadaku dan jangan pernah lari meninggalkan aku
sendirian!" Tetapi dia tidak bergerak. Di wajahnya kulihat tanda-
tanda kesedihan
dan kesakitan yang tak pernah aku lihat sebelumnya.
Dengan suara
lembut dan lirih dia berkata: "Aku datang dari
kedalaman samudera untuk melihatmu sekali lagi. Aku ingin melihatmu
tersenyum untuk
terakhir kali! Kembalilah ke duniamu dan lupakanlah
aku! Ku mohon,
lupakanlah aku!" Kulihat dia menutup wajah cantiknya
yang berderaikan airmata darah. Setelah mengucapkan kata-kata itu, dia
menghilang ke
dalam gumpalan kabut yang tiba-tiba datang. Aku berteriak sekeras-kerasnya dengan hati kalut aku
memanggilnya ke
segala arah. "Aku mencintaimu. Jangan tinggalkan aku!" Aku
menatap nanar ke segala
penjuru tetapi yang nampak hanya rintik-rintik hujan,
kerlip bintang
yang bertemankan untaian cahaya lembut sinar
rembulan. Kekasihku, kapan kucuba untuk mendekatimu lewat
ucapan sebagai
peribadi yang utuh tetapi engkau selalu menjauh dariku
dan sulit
kugapai. Tetapi apapun yang terjadi aku senang
bersamamu. kerana engkau adalah sebuah menara kekuatan! Aku tak tahu
apa yang harus
kulakukan hari ini tanpa engkau. Walau aku harus
mandi dalam kobaran
api, denganmu aku merasa sangat terlindung dan
terjaga. Aku kembali ke tempat peraduanku, jiwaku merintih.
Aku seperti berada
di perahu yang ganjil! Perahu yang mudah goyah
disapu ombak dan
badai.
Lalu kulihat jasadku terkapar di tepi pantai. Kulihat sekelompok
gagak
mengelilingiku, menantiku dengan sabar lepasnya roh
dari ragaku!
Jiwaku memelas melihat jasad yang tak berdaya di
depannya kemudian dengan perlahan-lahan aku meninggalkannya. Dan
kulihat juga di sana,
kulihat kekasihku jiwaku sedang terpasung dan didera
darah menitis
dari kaki dan tangannya dan jatuh menimpa bunga-
bunga yang ada di bawahnya. Janganlah menangis kekasihku, cinta tercipta untuk
membuat mata-mata
kita menjadikan kita pelayarannya agar kita mendapat
anugerah
kekuatan
dan ketabahan. Hentikan airmatamu kerana kita telah mengangkat
sumpah.
Laluku berkata: "Ketika aku berdiri bagaikan sebuah
cermin jernih di
hadapanmu, kamu memandang ke dalam diriku dan
melihat bayanganmu. Kemudian kamu berkata: "Aku cinta kamu." Tetapi sebenarnya kamu mencintai dirimu dalam diriku. "Wahai kekasih hati! Hanya dengan cinta yang indah
kita dapat
bertahan
terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan dan
duka perpisahan.
Aku tak punya pilihan lain kecuali berjuang setiap hari sampai
kutemukan harta yang layak kuserahkan padamu.
Harta untuk membantu
kita dalam mengharungi penziarahan hidup kita. Ketika
tangan
kehidupan terasa berat dan malam tak berirama, inilah saatnya
untuk cinta dan
kepercayaan. Dan betapa menjadi ringannya tangan
kehidupan dan betapa
berirama malam ketika seseorang mencintai dan
mempercayainya. Cinta adalah cahaya ghaib yang dipancarkan dari inti yang
membakar jiwa dan
menyinari sekeliling bumi. Sehingga memungkinkan
kami merasa hidup
laksana mimpi indah di antara keterjagaan yang satu
dengan keterjagaan
yang lain. Wahai kekasih, walau ragaku telah menyatu dengan
tanah, aku akan
sentiasa mengingat cinta pertamaku. Dan aku akan
menggapai kembali
saat-saat yang ganjil itu. Ingatan yang mengubah dasar
perasaanku dan membuatku sedemikian gembira meskipun kegetiran
terasa dalam misteri.
Ia akan terus hidup laksana seorang tawanan cinta di
seberang laut di
mana ia dikebumikan. Cinta adalah sesuatu yang dapat
kuperoleh serta tak seorang pun yang dapat melenyapkannya dariku.
Hubungan antara kau
dan aku merupakan hal paling indah dalam hidupku.
Sesuatu yang paling
mengesankan yang pernah kuketahui dalam hidup dan
akan selalu aku kenang.


Jangan lupa di share dan like Bahasa sunyi terangkum mewarnai cinta semu bro / sist

Save url to wapmaster
Similiar Post :

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Archives

 
powered by blogger.com and maxwidth build 0.01 mobile template